Kalender Liturgi

Header Ads

Pastor yang Berkarya Di Tebing Tinggi

P. Justus Veltman,OFMCap




Lahir di 's-Hertogenbosch tanggal 10-11-1915. masuk biara kapusin 9-9-1935.novisiat 10-9-1936.ditahbiskan menjadi imam tanggal 3-8-1942.Tidak banyak diketahui mengenai pastor ini. Beliau bertugas di Tebing Tinggi tahun 1951-1954.Missionaris 1948 - 1956 Meninggal di Hertogenbosch Belanda 16 Juni 1982

P. Elpidius van Duijnhoven, OFMCap


Pastor Elpidius van Duijnhoven OFMCap, yang menjadi sebuah narasi iman yang “mengharu biru”, dialami, dihayati, tersebar luas di kalangan umat maupun masyarakat Simalungun Atas, Keuskupan Agung Medan. Elpidius van Duijnhoven lahir pada 7 Oktober 1906 di Erp, Belanda.

Ditahbiskan sebagai imam kapusin pada 11 Maret 1933 pada usia 27 tahun. Berdasarkan berita di Koran Algemeen Handelsblad, Rabu 17 Januari 1934, Elpidius menaiki kapal “Johan de” dari Amsterdam dengan rute tujuan Batavia (Jakarta sekarang). Pada 16 Februari 1934 Elpidius tiba di Belawan, Sumatera Utara dan selanjutnya memulai titik misinya di Pematangsiantar, Simalungun. Elpidius, yang akrab dipanggil Oppung Dolok oleh masyarakat Simalungun, berpulang untuk selamanya pada tahun 1993 di tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya, Tanoh Simalungun. Walau berstatus misionaris Katolik, dia bukan hanya menjadi milik Katolik tetapi kesayangan semua orang yang pernah mengenalnya. Ketika dia meninggal, umat suku Toba, Simalungun, Karo, bahkan umat Islam hingga GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) menangisinya dengan rekor kehadiran massa saat pemakaman belum terkalahkan hingga saat ini. Oppung Dolok merintis kehadiran Katolik di Simalungun Atas. Tidak hanya itu, Oppung Dolok adalah sang pengembara yang tidak mau diam. Naluri misionaris membawanya mengembara jauh menginjakkan kaki sampai ke Kabanjahe di Kabupaten Karo hingga Lau Bekung, Aceh Tenggara. Inilah daerah kelahiran Uskup Agung Emeritus, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Jerih payahnya kelak melahirkan seorang Uskup Agung, yakni Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Opung dolok bertugas di Tebing Tinggi tahun 1951-1954.

P. Odilo, OFMCap


Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1951-1953.

P. Beatus Jenniskens, OFMCap




Beatus Hubertus Henricus Josephus Maria Jenniskens, OFMCap.Lahir: November 6, 1909 di Vierlingsbeek. Masuk biara Kapusin 7 September 1929. Meninggal 17 April 2009 di Tilburg. Pastor Beatus sangat senang ketika menerima tugas misi di Sumatera. Beliau sangat mencintai negara ini dengan Suku Bataknya telah memikat dia untuk menjadi misionaris disini. Ia memberikan yang terbaik dalam segala kerendahan hati yang ada dari dirinya. Beliau dikenal dekat dengan umat. Hobinya adalah bertukang. Dia mengambil inisiatif sendiri berpartisipasi dalam pembangunan gereja dan pernah suatu ketika ikut membuat bangku. Beliau sangat berperan penting selama masa perang jaman Jepang. Dia berada di sana 46 tahun. Bahkan setelah kembali ke Belanda pada tahun 1984, ia tetap menyalurkan hobinya dalam pertukangan. Pastor Beatus memiliki kepribadian yang ramah dan terbuka, tapi seorang yang berprinsip teguh. Dia adalah seorang misionaris penuh semangat. Beliau meninggal di Tilburg Belanda pada tanggal 22 April, 2009 Semoga ia beristirahat dalam damai. Pastor Beatus bertugas di Tebing Tinggi tahun 1953-1955 dan kembali ke Tebing Tinggi tahun 1966-1971. 

Pastor Leo Joosten, OFM.Cap



KETERTARIKAN pria kelahiran Nuenen, Gerwen en Nederwetten, Belanda, 9 September 1942 ini pada budaya Batak berawal dari kecintaannya pada kebudayaan. Sejak tahu akan ditugaskan di Tanah Batak pada tahun 1971, Leo muda mulai rajin mempelajari kebudayaan Batak. Dan dari situlah cintanya mulai tumbuh. Hal pertama yang harus dilaluinya untuk memulai segalanya adalah penguasaan bahasa Batak, sementara satu-satunya kamus yang dimiliki Leo adalah karya Warneck. Sebuah media Belanda, Eindhovens Dagblad pada tahun 1995 mengungkap bahwa Pater Leo Joosten OFMCap, rohaniwan Katolik asal Belanda yang kini menetap di Kabanjahe, Sumatera Utara (Sumut). 
Dalam media itu mengatakan sehubungan dengan peringatan 50 tahun kemerdekaan Indonesia, Pater Leo mengimbau warga Belanda untuk mengembalikan lagi berbagai tulisan, artefak, dan beragam benda lain yang berkaitan dengan Batak yang telah pernah dibawa pergi oleh penguasa Belanda ketika menguasai Indonesia. Sebagai catatan, “Batak” dalam tulisan ini adalah semata etnis Batak Toba, karena etnik Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak, dan Angkola umumnya tidak mau disebut Batak. Tak disangka, banyak sekali warga Belanda yang menanggapi imbauan itu. Bahkan, seorang kolektor di Negara Kincir Angin itu mau menyerahkan sebuah buku Lak-lak yang sangat tua. Buku Lak-lak yang merupakan manuskrip Batak zaman dulu itu berisi kisah-kisah dan legenda Batak, tulisan sastra, serta berbagai mantra dan ramuan obat-obatan asli Batak itu diperkirakan buatan abad ke-16. Namun, saat ini buku sangat tua itu belum juga dapat dibawa ke Indonesia. “Dibutuhkan ruangan khusus dengan standar tertentu agar buku itu tidak rusak. Selain itu, tenaga ahli dan petugas yang memiliki kompetensi tentang itu belum ada di sini. Museum di Pangururuan, Samosir, pun masih perlu dipersiapkan lagi,” papar Pater Leo yang sudah menjadi WNI sejak tahun 1994 ini. Diperkirakan, sekitar 1.000 Lak-lak dari berbagai era kini tersebar di seluruh dunia. Ada 200 buah di Belanda, 100 buah di London, 100 buah di Paris, dan beberapa di tempat lain seperti Jerman bahkan di Moskwa. Pater Leo berharap Lak-lak itu semua dapat kembali ke Indonesia. “Kebatakan” Leo Joosten masih diperkuat dengan sebuah karyanya, yaitu Kamus Batak Toba-Indonesia yang diterjemahkan dan dilengkapi Leo dari karya Johannes Warneck, yaitu Kamus Batak-Indonesia

P. Ludjer van Lande, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1955-1957.

P. Terentius Schepens, OFMCap


Lahir di Deursen Belanda tanggal 27 Mei 1924 dengan nama kecil Wilhelmus M. Schepens. masuk biara kapusin 30 Agustus 1944 dan novisiat 31 Agustus 1945. ditahbiskan imam tanggal 6 Agustus 1951. meninggal 27 Juni 1999 di Kilder Belanda.Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1958-1960
 

P. Nepomucenus Clemens Hammer, OFMCap

Lahir di Tilburg  tangga 11 Nopember 1909. masuk biara kapusin tanggal 7 September 1928, novisiat 9 September 1929 ditahbiskan imam tanggal 21 September 1939. meninggal tanggal 14 oktober 1976 di Tilburg.Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1956-19.



Pastor Nico Dyonisius Schoenmakers, OFMCap


Lahir: 30 Oktober 1921 di Tilburg. Masuk biarawan Kapusin tahun 1940. Meninggal: 8 Agustus 2008 di Tilburg Belanda. Dia adalah seorang misionaris di Sumatera 1950-1968. Setelah itu, dia adalah Pastor dari Trouwlaan Parish di Tilburg, hingga pensiun pada tahun 1988 ia menerima perawatan medis dalam Keperawatan Convent di Tilburg / Korvel. Di Indonesia, beliau terkenal dengan sosok yang tegas dan disiplin. Tapi dibalik itu semua, pastor ini sebenarnya lembut hatinya.Dia kemudian mengakiri pelayanannya di kampung halamannya di Tilburg, Belanda. Pastor Schoenmaker bertugas di Tebing Tinggi tahun 1960-1966.

P. Sybrandus van Rossum, OFMCap



Nama kecilnya Johannes J. van Rossum, lahir di Houten, 24 Januari 1903. ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 16 Maret 1929. datang ke Sumatera pada tanggal 20 Maret 1932. lalu bertugas di Pematang siantar pada tahun 1932. Pastor Sybrandus van Rossum adalah imam Gereja Katolik missionaris pertama di Tanah Batak yang menyebarkan agama Kristen Katolik. Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige pada tanggal 5 Desember 1934. membantu pelayanan pastoral di Tebing Tinggi tahun 1965-1966. pada tahun 1966 kembali ke negeri Belanda. beliau meninggal tepat pada hari Natal tanggal 25 Desember 1968 di Biara Velp Belanda. 

P. Gonzalvus Snyder,OFMCap


Pastur Gonzalvus Snijder OFMCap (10 Agustus 1924 – 6 Maret 2014) pernah berkarya selama 42 tahun di Indonesia sebagai misionaris Kapusin di tlatah Keuskupan Agung Medan (KAM). Meninggal pada tanggal 12 Maret 2014 di Tilburg. Setelah Misa Arwah Gonzalvus dimakamkan di pemakaman biara di Korvelseweg. Gonzalvus lahir pada tanggal 10 agustus 1924 di Raamsdonk, memilih panggilan untuk menjadi biarawan pada 30-8-1943 untuk bergabung Kapusin dan ditahbiskan menjadi imam pada 2-8- 1950. Setelah belajar hukum kanon di Roma pada tahun 1956, ia meninggalkan untuk misi di Sumatera, di mana ia menjadi pemimpin seminari. Selain itu, ia memegang beberapa posisi manajerial. Dia adalah kepala pertama Kapusin Provinsi Indonesia 1976-1985. Dari 1984-1995 ia rektor Universitas Katolik Medan dan pada tahun 1998 akhirnya kembali ke Belanda, di mana ia meninggal di Tilburg pada tanggal 6 Maret 2014. “Pastur Gonzalvus memberi banyak pengaruh di KAM,” tulis Pastur Leo Sipahutar OFM di jalur jejaring sosial. Beliau sepertinya dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak masih frater (calon imam) beliau sudah menampakkan kepemimpinannya. Dan itu kemudian sangat nampak sewaktu beliau berkarya di KAM.Doktor dalam Hukum Gereja lulusan dari Roma ini memulai Seminari Tinggi Kapusin di Parapat dan sekaligus menjadi direkturnya selama puluhan tahun. Pernah beberapa periode menjadi Superior Ordo Kapusin di KAM dan bahkan kemudian menjadi Propinsial setelah Ordo Kapusin di KAM ditingkatkankan statusnya menjadi Propinsi. Jabatan propinsial itu diembannya selama 3 periode. Lalu bersama dengan Mgr. Pius Datubara OFMCap dan sejumlah tokoh awam, beliau mendirikan Universitas Katolik Santo Thomas di Medan. Almarhum pernah menjabat Rektor Universitas Katolik Santo Thomas di Medan selama dua 

P. Antonius Siregar, OFMCap




Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1967-1968, kebali bertugas di Tebing Tinggi tahun 1971-1976. Lahir di kampung Lumbansoit (kec. Sipaholon, kab. Tapanuli Utara), Ajaran kasih dan teladan dari orangtua menjadi ilham untuk menuntaskan pendidikan sebagai calon Pastor. Pada 18 Februari 1967, Antonius Siregar mendapat tahbisan Imam Ordo Kapusin di Paroki Parapat. Karena sudah berusia sepuh, kedua orangtuanya tidak dapat hadir dalam acara tahbisan tersebut. “Namun itu tak mengurangi kebahagiaan orangtua dan keluarga kami,” kata Pastor Anton yang masih mengingat jelas motto tahbisannya: ‘Aku percaya, karena itu aku berbicara.’ “Sebagai seorang Kristen harus percaya, apa artinya saya berbicara. Apa yang saya ucapkan tidak akan berarti, jika saya tidak percaya. Kita serahkan dan percayakan semua iman, harapan dan pekerjaan kita kepada Tuhan. Biarlah Dia yang membimbing kita. Dan karena kita, percaya akan penyelenggaraan-Nya, maka kita berani melakukan. Itulah yang saya hidupi dan imani,” dia menjelaskan. Selama memberi pelayanan pastoral bagi umat, Pastor Anton mengatakan tidak pernah menghadapi tantangan yang berat. “Padahal saat itu, Imam Pribumi yang melayani masih saya seorang. Karena Mgr. Pius Datubara OFM Cap (kala itu masih Pastor muda) diutus studi ke Roma,” katanya. Meski seorang diri menjadi Imam Pribumi, Pastor Anton tidak minder. “Saya mendekati umat dengan sering rembug bersama untuk mengerjakan sesuatu yang berguna bagi umat. Di samping, saya juga memahami apa keinginan mereka. Sehingga umat menjadi senang jika kita bekerjasama untuk kebaikan bersama.” Dengan kalangan Orang Muda Katolik, Pastor Anton juga tidak sungkan berbaur dan turut bermain olah raga yang digemari. “Dulu saya sering bermain bola voli, bulu tangkis dan sepak bola dengan para Orang Muda Katolik. Sekarang (saya) sudah tua, jadi lebih suka menonton pertandingannya saja, termasuk tanding gulat pro di televisi,” jawab pastor yang juga sering disapa Oppung oleh umat. Kegiatan bersama orang muda tersebut pernah pula menjadi mula peristiwa hingga namanya populer disebut Uskup van der Besbes. Saat mengisahkan kejadian tersebut, Pastor Anton tak dapat menyembunyikan gelak tawa. “Ah. Itu sudah terjadi lama sekali. Tepatnya tahun 1967.” “Saat itu, saya masih menjadi Pastor Rekan di Paroki Tebing Tinggi bersama RP Burchardus van Weijden OFM Cap, dan RP Beatus Jenniskens, OFMCap.,” katanya. “Uskup Agung Medan (kala itu), Mgr. Van der Urk, yang sedang dalam perjalanan menuju Pematang Siantar bersama rombongan tamu. Saat memasuki Tebing Tinggi, mereka memutuskan untuk singgah untuk minum sejenak di Paroki kami.” “Saat itu saya baru saja usai bermain bola voli bersama OMK di belakang Gereja Paroki. Saya diajak Pastor Paroki untuk menyalami Uskup dan rombongannya. Saya agak kikuk, sebab badan masih bersimbah keringat dan sedang memakai celana pendek pula. “Bagaimana saya harus tukar baju dulu.” Namun, Pastor tersebut mengatakan tidak mengapa. “Ya, sudahlah.” “Ketika saling menyalam, dua pastor paroki memperkenalkan marga nya saja, yakni van Weijden (P. Burchardus van Weijden, OFMCap), Jenniskens (P. Beatus Jenniskens, OFMCap). Saya lalu fikir-fikir, mau beritahu marga apa. Saat giliran tiba, saya iseng mengatakan marga sendiri sebagai ‘Antonius van der Besbes,” ujarnya disusul gelak tawa dan batuk-batuk. Seluruh rekan Imam di ruangan tersebut larut dalam tawa. Terutama Mgr. Antoine Henri van den Hurk, O.F.M. Cap. Dia bahkan bilang: “Bagus, bagus” sembari menunjukkan jempolnya. Sejak peristiwa itu, Mgr. van den Hurk membuat gelar itu semakin populer di kalangan klerus dan umat. Sebab beberapa kali di acara perayaan besar, dia memanggil saya. “Antonius, kemari.” Kemudian melalui pelantang suara, dia mengatakan: “Kalian semua sudah tahu, Keskupan kita sudah ada Uskup baru. Namanya Mgr. Antonius van der Besbes.” Saya pun sering disapa kerabat: “Mau kemana van der Besbes? Sifat jahil menggubah marga juga pernah sekali saya lakukan pada tamu berkebangsaan Jerman. Dengan santai saya perkenalkan marga saya, von der Siregar. Heheh 

P. Burchardus van Weijden, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1967-1970,Nama kecilnya Martinus A. P van der Weijden, lahir di Leiden Belanda 29-10-1908 ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 4-2-1934. Datang ke sumatera pada tahun 1935 dan bertugas di Padang. Pada tahun 1939 diberikan tugas sebagai misionaris belanda pertama di Pulau Nias. Pada masa penjajahan Jepang pernah ditahan oleh pemerintah Jepang tahun 1942-1945. Sekitar tahun 1965 bertugas di pematang siantar dan membantu pelayanan di Paroki Tebing Tinggi pada tahun 1967 s.d 1970. Beliau pulang ke negeri belanda karena masalah kesehatan tahun 1971 dan menjadi vikaris di biara Velp Belanda. Pada tahun 1979 beliau pindah ke Nijmegen dan meninggal pada tanggal 7 agustus 1982. (Sumber chatolic in indonesia,1808-1942, a documented history, oleh Karel steenbrink).

P. Yohannes Simamora, OFMCap

 

Lahir di Bonan dolok, Dolok sanggul, 11-10-1941. masuk kapusin 1-8-1962.novisiat 2-8-1963. ditahbisakan menjadi imam 18-1-1969. Beliau lama menjadi Sekretaris Keuskupan.Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1969-1970. Meningal tanggal 15 Februari 2010.

P. Marcellinus Manalu, OFMCap 


Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Berasal dari Aek Raja Tarutung. lama berkarya di bidang pendidikan dengan menjadi Ketua MKP KAM. Pendiri Toko KArsa Murni.Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1970-1975. Meninggal tanggal 19 Maret 2009 dan dimakamkan di Pemakaman Kapusin siantar

P. Clarus, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi 1972-19...

P. Agustinus Yew,OFMCap



Bertugas di Paroki Tebingtinggi tahun 1974-1976 dan kembali bertugas di Tebing Tinggi 1994-1995. Kesan: Selama bertugas di paroki Tebingtinggi sangat banyak pengalaman dan sangat memperkuat iman dan panggilan saya. Perayaan Ekaristi ke Stasi-stasi hampir setiap hari secara bergantian, sambutan umat sangat senang suka bercanda dan bila ada permandian tidak lupa'sang-sang".....enak sekali, tabonai. Kegiatan Mudika terlaksana dengan baik sepefti latihan Volli, Drama dll. Pengalaman sebagai pengurus Asrama Putra sungguh tak terlupakan. 

P. Gabriel Tobing, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1975-19....

P. Philipus Manalu, OFMCap


Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1975-1981



P. Alfonsus Simatupang, OFMCap







Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1975-1976.Beliau lahir di Hutadalan, Paroki Pakkat tanggal 03 Maret 1945. Pastor ini masuk Novisiat Kapusin di Parapat pada tanggal 12 Januari 1968. Kaul Kekalnya diikrarkannya pada tanggal 29 Juli 1973. Tahbisan imamamat diterimanya pada tanggal 11 Januari 1975. Setelah tahbisan dikaryakan di paroki tebing tinggi sebagai pastor rekan. Tugas dan karyanya adalah sebagai berikut: Pada tahun 1975 s.d 1976 pastor rekan di paroki tebing tinggi. Pada tahun 1976 – 1984 sebagai Pastor Paroki di Palipi; Pada tahun 1984 – 1986 sebagai pastor rekan kemudian menjadi menjadi pastor paroki di Dolok Sanggul; Pada tahun 1986 mendapat kesempatan untuk penyegaran di Pulau Jawa; Pada tahun 1987 – 1990 sebagai pastor rekan di Paroki Jl. Bali Pematang Siantar. Pada tahun 1990 – 1991 sebagai Pastor Paroki di Paroki Santo Fidelis Sigmaringen Parapat; Pada tahun 1996 – 1999 sebagai pastor rekan di Paroki Santo Fransiskus Saribudolok; Dan pada tahun 1999 samapi meninggalnya beliau sebagai pastor rekan di paroki Santa Maria Tarutung. Pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2001 kurang lebih pukul 23.30, sekitar tiga kilometer dari Tarutung, mobilnya ditabrak dan lalu ditindih oleh truk besar saat kembali dari pelayanan dari Stasi Bahal Batu dekat Siborongborong. Cukup lama beliau terjepit dengan stir mobil. Orang menduga dia sudah meninggal. Hari Kamis, 11 Oktober 2001 dia dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth Medan setelah dirawat satu malam di di Rumah Sakit Umum Tarutung. Sejak itu sampai menghembuskan nafas terakhir dia dirawat di ICU dengan alat-alat bantu tanpa kemampuan berkomunikasi lagi. Pastor Alfonsus meninggal dunia pada hari Selasa, 23 Oktober 2001 di Rumah Sakit Elisabeth Medan. Jenazahnya dikebumikan di Pemakaman Kapusin Medan di Sinakasak Pematang Siantar tanggal 24 Oktober 2001 

P. Venansius Sinaga, OFMCap




Pastor Venantius Sinaga, lahir pada tanggal 18 Mei 1944 di Palipi Samosir. Masuk Novisiat Kapusin Parapat tanggal 13 Januari 1967. Kaul Kekal sebagai Kapusin Propinsi Medan diucapkkanya pada tanggal 13 Juni 1971. Tahbisan imamat diterimannya pada tanggal 05 Januari 1974. Sebagai pastor dia berkarya di Paroki Saribudolok tahun 1974 – 1976. Di paroki Tebing Tinggi tahun 1976 – 1985. Di Paroki Santo Fidelis Sigmaringen Parapat tahun 1985 sampai wafatnya 1991. Dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah Sakit Elisabeth pada tanggal 21 Oktober 1991. Jenazahnya dikebumikan di Pemakaman Kapusin Medan di Sinaksak pada tanggal 22 Oktober 1991 Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1976-1985

P. Laurensius Sinaga, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. lahir dengan nama kecil Korleman di Ransangbosi 30-1-1954.Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1976-1978.Pastor Laurentius Bagus Sinaga OFMCap . Tutup usia 67 tahun pada hari Sabtu 21 Maret 2015 di RS Santa Elizabeth Medan. 



P. Johanes Veldkamp, OFMCap

Lahir di Luttenberg Belanda tanggal 9-7-1937, masuk ordo kapusin agustus 1956, ditahbiskan menjadi imam juli 1963, masuk ke Indonesia agustus 1965, dan berkarya di Paroki Tebing Tinggi tahun 1978-1979. Kesan beliau terhadap paroki tebing tinggi yaitu bahwa umat tebing Tingi cukup bermutu dan kompak sert gampang diajak untuk beraktifitas.

P. Lambertus Woestenberg, OFMCap





Lambertus Johannes Boudewijn Woestenberg, Lahir: 22 Juni 1921 di Alphen en Riel Belanda. Kapusin: dari 30 Agustus 1941. Meninggal: 18 Juni 2004 di Tilburg. Lambert Woestenberg dinamai pamannya, misionaris Kapusin di Sumatera Utara itu. Ketika ia berusia tiga belas tahun ia pergi ke seminari Kapusin di Langeweg. Di sana ia belajar 1934-1941. Pada 30 Agustus 1941 ia masuk biara Kapusin di Udenhout. Dia diberi nama agama Isidorus. Pada tanggal 4 Agustus 1948, ia ditahbiskan menjadi imam. Pada tanggal 17 Agustus 1950 ia pergi dengan sekelompok besar misionaris dengan perahu dari Genoa ke Indonesia. Karena Tahun Suci mereka pertama kali berkunjung ke Roma. Loyalitasnya terhadap Gereja Roma Katolik tidak pernah hilang. Setelah perjalanan panjang perahu ia tiba di Sumatera Utara, yang menjadikannya rumah kedua. Dia belajar dengan cepat bahasa dan mulai bekerja pastoralnya di Balige di Pulau Samosir. bekerja seluruh hidupnya di antara Batak Toba. Dia berbicara bahasa mereka dengan baik. Dia bekerja di paroki Pangururan, Sibuntuan Bagasan, Balige dan Tarutung, di mana ia melakukan pekerjaan perintis sebagai gaya lama misionaris.Dari 1967, kegiatannya bergeser ke pantai timur Sumatra. Dalam Perdagangan ia mendirikan paroki baru Perdagangan. Kemudian ia pindah ke dan Tebing Tinggi dan dari tahun 1983 sampai Siantar. Dia tak kenal lelah mengunjungi umat-Nya, dengan berjalan kaki atau dengan sepeda motornya. Dia sering tinggal semalam di desa-desa. Dia hanya hidup selama bertahun-tahun sebagai Pastor Paroki. di tanah Batak, ia menerima gelar kehormatan: Ompung, papa besar, sebagai pengakuan atas usahanya yang luar biasa. Dari 1966 ia memberi pelajaran musik gereja Gregorian. Itulah hobinya dan semangatnya. Dia datang pada tanggal 15 Juni 2004 untuk liburan di Belanda dan pada tanggal 18 Juni beliau meninggal, beristirahat dalam damai di kuburan biara kapusin Tilburg Korvel. 

P. Joseph Rajagukguk, OFMCap

Lahir di Simangulampe, 19-3-1946, masuk biara kapusin 22-12-1966, novisiat 13-1-1968. tahbisan imam 5-1-1974.Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1981-1990






P. Arie Van Diemen, OFMCap




Lahir dan dibaptis sebagai Adrianus Evodius van Diemen di Vlist, Negeri Belanda sebagai anak keenam dari orangtua Adrianus Petrus van Diemen dan Johanna Helena Nobel pada tgl 3 Februari 1942. Sesudah mengikuti SD dari tahun 1948 sampai 1954, ia masuk Seminari Menengah Ordo Kapusin di Oosterhout sampai tamat pada tahun 1960. Mulai novisiat pada tahun 1960 di Enschede, dilanjutkan dengan studi filsafat dari tahun 1961 sampai 1964 di Helmond. Disana ia mengucapkan kaul kekal pada tgl 31 Augustus 1964. Kemudian menyusul studi theology sampai tahun 1968 di Udenhout dan Tilburg. Di Tilburg ditahabiskan imam pada tgl 7 Juli 1968. Tiba di Indonesia pada tgl 4 September 1969. Selama 7 bulan masa adaptasi dan belajar bahasa di Seminari Menengah Pematang Siantar. Mulai tahun 1970 bertugas di beberapa paroki : Panggururan (sampai akhir 1973), Kisaran 1974 – 1975, Aek Kanopan 1975 – 1985, Tebing-Tinggi 1985 – 1997, Jln Bali Pematang Siantar 1997 – 2000, Parapat 2000- 2007 dan Balige 2007 sampai saat ini (2016).Lahir di Vlist Nederland tgl 3-2- 1942,kaul kekal dalam Ordo Kapusin 31-08-1964, pentahbisan Imam di Tilburg 7 -7 -19 68, masuk Indonesia 4-9-1969 berkarya sebagai Pastor paroki di Paroki Tebingtinggi mulai tanggal 7 Juni 1985 (SK Uskup agung Medan No. 207/028/SRM/1985 tertanggal 7 Juni 1985) - 7 Juli 1997 (SK No. 395/GP/KA/1997 tertanggal 7 juli 1997). Kemudian bertugas di Paroki St Yosef Siantar III Jl. kain batik. Paroki Tebingting menurut P. Arie van DiemenOFMCap adalah suatu kenangan yang indah, banyak sekali yang dialami cinta kasih dan persahabatan dar sekian banyak umat terutama dari pemuka jemaat.Kekompakan rnereka itulah sebagai sumber kekuatan bagi tugas pelayanannya, lapangan kerja Paroki Tebingtinggi memang menarik dan menantang. Letaknya cukup strategis antara Medan dan Pematang Siantar di samping ke arah Asahan. Stasinya bervariasi ada yang besar ada yang sedang-sedang juga ada yang mini masing-masing rnempunyai kekuatan dan kelemahannya. Selama 12 tahun di Tebingtinggi ditekuni kunjungan ke Stasi-stasi secara terarur namun prioritas karya adalah membentuk dan mengembangkan dewan paroki yang sungguh- sungguh berfungsi. Artinya yang bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pastoral termasuk juga administrasinya yang betul-betul transparan. Suatu team pastoral yang berdedikasi dan terampil. Yang ikut membina kursus-kursus dan sermon- sermon. Dengan harapan bahwa mutu dan dedikasi para pemuka jemaat lambat laun akan membuahkan Stasi-stasi yang lebih berbobot. Ada suatu kebanggaan tersendiri merupakan terbentuknya C.U. Mandiri yang diperjuangkan dengan segala daya upaya. Dorongannya adalah mendasar bahwa usaha koperasi kredit dalam situasi kita ini adalah pewartaan kabar gembira yang warta Injil yang menjadi darah daging, tetapi suatu rancangan Juga agar jangan menyimpang dari cita-citaNya. 




P. Ignatius Simbolon, OFMCap




Lahir di Sitongitongi,11-11-1950. masuk biara kapusin 12-1-1974. novisiat 13-1-1975, tahbisan imamat tanggal Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. sebelumnya bertugas di Proki Aek kanopan. Bertugas di Tebing Tinggi 1 Juni 1986-3 Juni 1991. Berdasarkan Surat Keputusan No. 621/028/SEM/1991 yang ditandatangani oleh P. Superior Provincial Kapusin Indonesia Regio Medan, P. Guido situmorang dan Bapa Uskup agung Medan A.G Pius datubara, OFMCap, beliau ditugaskan ke Paroki Tiga Binanga per 3 Juni 1991. Kembali bertugas di Tebing Tinggi tahun 1999-2000.
Bernard Simbolon yang sejak ditahbiskan memilih nama Pastor Ignatius Simbolon OFM Cap adalah idola. Bersama Pastor Arie van Diemen OFM Cap, Pastor Ignas adalah imam yang humble, smart dan tulus. Pernah berkarya di Paroki St. Clara Bekasi, tempat tugasnya yang baru saat itu. jadi vikaris Kabanjahe.dan kini sedang berkarya di Paroki Paroki Saribudolog di kabupaten Simalungun. Salah satu kekhaan Pastor Ignas adalah metode berkotbahnya. Putra kelahiran Pangururan ini sangat fasih berbahasa daerah, Toba, Karo, Simalungun, Pakpak dan beberapa dialeg lain. Tak hanya tahu bahasanya, tetapi juga menguasai sastra dan tradisi daerah tersebut. Tak heran bila Pastor Ignas suka menyelipkan pantun / umpama atau syair-syair khas daerah di mana ia bertugas. Hebatnya lagi, Pastor Ignas dikenal sebagai pastor murah hati. Ia banyak membantu umatnya. Disaat media internet dan smartphone belum secanggih sekarang, beliau sering menjadi tempat penitipan uang sekolah atau uang kuliah anak-anak kampung yang studi di kota. Tak hanya itu, karena kecintaanya itu, tak jarang ia harus mendahulukan uang sekolah / kuliah si anak hingga lupa menagihdari orangtua si anak. Sering juga terjadi, ia tak tega meminta uang pengganti dari orangtua yang memang miskin di stasi / pedalaman yang dilayaninya. 

P. Samuel Aritonang, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1989-1992.


P. Monaldus Banjarnahor, OFMCap

 

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1992-1995

P. Petrus Sianipar, OFMCap

Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas sebagai Pastor Kepala Paroki di Tebing Tinggi berdasarkan Surat Keputusan Uskup Agung Medan No 406/GP/KA/1997 tertanggal 12 Juli 1997 bertugas di Paroki tebing Tinggi tahun 1995-1999

Diakon Sampang Tumanggor, OFMCap


Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1995-1999.


P. Michael Manurung, OFMCap


Lahir di Pematangsiantar, tgl. 22-10- 1966, masuk Kapusin 1987, ditahbiskan Imam 30-12-1995 dr Naga Huta. Bertugas sebagai Pastor Pembantu di Paroki Tebingtinggi tanggal 12 Juli 1997- 11 Juli 2000 berdasarkan Surat Keputusan Uskup agung Medan Nomor 408/GP/KA/1997 tertanggal 12 Juli 1997. setelah sebelumnya bertugas di Paroki Pakkat. Kesan: Pertama : Pastor Paroki dan Pastor Pembantu dengan pengurus Dewan Paroki tercipta kerja sama yang baik dan erat. Rapat rutin bulanan terlaksana meski tidak semua anggora hadir. Kedua: Kunjungan ke Stasi. Saya bersyukur bahwa ada kebiasaan Misa harian di Stasi dalam waktu singkat saya sudah mengunjungi Stasi. Di samping itu yang menarik juga mengenal keluarga-keluarga di Stasi khususnya pengurus gereja dan mendengar perjuangan hidup mereka dan tak terlupakan makan bersama (sipanganon na tumabo nai do di patupa), Ketiga: Gereja ada komunitas ada banyak organisasi dalam gereja kita WK, PIK, PAK, MUDIKA, ASMIKA, CU, SEKOLAH, KARISMATIK,dII. itu menunjukkan kekayaan dalam gereja. Pastor Mikael manurung bertugas di Tebing Tinggi tahun 1997-1998.


P. Fidelis Sihotang, OFMCap


 
Lahir di Siambaton, 2-12-1939. masuk biara kapusin 1-8-1963.Tidak banyak diketahui tentang pastor ini. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1998-2001.

P. Kristinus Mahulae, OFMCap

Lahir di Sosor 25 November 1952. Nama kecilnya Celestinus Mahulae. masuk novisiat kapusin tanggal 12 Januari 1974, kaul perdana 13 januari 1975, kaul kekal 29 Juli 1979. tahbisan imamat 28 Juni 1981.Mengenai sejarah pangilannya Pastor Mahulae pernah berkisah "Bapakku adalah pemimpin jemaat Stasi Hutari Paroki Parlilitan. kalo Pastor berkunjung di stasi kami, Pastor selalu menginap di rumah kami. Bertugas di Tebing Tinggi tahun 1975-19.....

P. Josue Steiner,OFMCap


Lahir di Alpthal Swiss 25-01-1934, masuk Ordo Kapusin tgl.17-09-1934, Tahbisan Imam 03-07-1960 tiba di Indonesia (SUMUT) 18-03-1963, berkarya di Paroki Tebingtingg tahun 1999 2001. Beliau sangat sederhana dan sangat giat bekerja. Kesan: Perasaan bersyukur kepada Allah atas pengutusanNya ke Paroki Tebingtinggi, kepada Para Pengurus yang dengan setia melaksanakan panggilan Tuhan di setiap lingkungan. Dalam hal melayani aku kagum melihat Dewan harian paroki pada setiap awal bulan tepat hari Sabtu pertama mereka mengadakan rapat untuk memecahkan masalah dan persoalan yang tidak sedikit yang timbul di rayon dan Stasi-stasi. Hal yang menghibur hati saya ialah perhatian umat terhadap pastor cara umat mendukung dan menjaga panggilan Pastor dan Frater. Tak luput saya berterima kasih kepada umat di stasi-stasi yang mennyambur saya dan menyediakan GORENG GADONG DOHOT KOPI sarapan pagi bila saya bermalam. Walaupun sering marah kalau tidak berjalan dengan aruran. Pesan : Saya merasa sedih melihat kita jarang berdoa. Coba kita sebagai keluarga sesudah bangun tidur berdiri sebentar di hadapan patung atau gambarJesus yang tersalib dan berdoalah kepadaNya. Dan pada waktu makan harap bersama seluruh keluarga dan selalu berdoa. Ketika pastor Josue bertugas di parlilitan, beliau mengidap penyakit kanker dan dipanggil Tuhan di Medan tanggal 27 Februari 2004 dimakamkan di Pematang siantar.


P. Tarsisius Warhadi Harjasemeru, OSC


Pastor yang lahir 54 tahun silam di Kuningan tepatnya lahir pada tanggal 29 Januari 1956 ini mengawali tugas nya yang pertama sebagai pastor pembantu di Tasikmalaya (1982-1983). Lalu dilanjutkan kemudian selama tiga tahun di Paroki Hati Tak bernoda (Buahbatu). Pada tahun 1986-1987 ia menjalani on going formation di Roma. Sepulang dari Roma selama lima tahun ia menjadi pastor paroki di St. Melania dan pastor pembantu di katedral.Pada tahun 1992 ia melayani umat paroki St.Ignatius-Cimahi sampai pada tahun 1997. Dari Cimahi selanjutnya ia ditugaskan ke Karawang sebagai pastor paroki disana hingga tahun 2000. ”Lalu selama satu tahun (2000-2001) saya kembali ke kampung halaman sebagai pastor pembantu di Cigugur.” ujar Pastor Warhadi yang tumbuh dalam keluarga yang kehidupan beragamanya terpelihara dengan baik ini.Kemudian di tahun 2001 untuk pertama kalinya ia ditugaskan keluar Jawa, yakni ke Tebingtinggi (Sumatera Utara) sebagai pastor paroki hingga 2005. Pastor Warhadi mulai bertugas di paroki Pandu sejak 1 November 2008. Banyak hal dan pengalaman yang ia dapatkan selama bertugas disini dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda dengan di Jawa. ”Ikatan marga yang kuat berpengaruh dalam karya gereja”, demikian ungkap Pastor Warhadi yang fasih berbahasa batak ini. Pada saat akhir masa tugasnya disana, ia mendapat tugas dari propinsial untuk menempati pos di paroki St. Jusuf-Cirebon hingga akhir 2008. 

P. Basilius Hendra Kimawan, OSC


Pastor Basilius Hendra Kimawan, OSC. Ia adalah putra kelahiran Bandung, 7 januari 1968, anak ke 4 dari 8 bersaudara, putra dari Bapak Paulus Toha Gunawan dan Ibu Clara Lanny Anes, umat Paroki St Odilia- Cicadas, Bandung. Saat duduk di kelas 5 SD, ia dibaptis menjadi katolik. Sejak itu rupanya ketertarikannya dengan gereja bergulir sejurus dengan keaktifannya sebagai anggota misdinar dan legio. Hal ini dimudahkan karena ia bersekolah di SD dan SMP St Jusuf yang dari sisi jarak tak jauh dari rumah, gereja dan sekolahnya. Tumbuh bersama dengan gereja kelak mengarahkan langkahnya ke Seminari Menengah Mertoyudan ( 1984-1988).

Selepas dari Mertoyudan, ia diterima Novisiat OSC ( 1988). Setahun kemudian sesuai program pendidikan calon imam, ia menjadi mahasiswa Fak Filsafat Unpar. Pada than 1990 ia mengucapkan kaul sementara. Semester Orientasi Pastoral ia tempuh pada tahun 1993. Saat itu ia pernah bermukim di Pandu. Sebelum Tahun Orientasi Pastoral yang ia habiskan di Paroki Buah Batu (1995), terlebih dahulu ia telah menyelesaikan pendidikannya dan meraih S1 bidang Filsafat dan Teologi. Akhirnya Pastor yang penampilannya serius ini ditahbiskan pada tanggal 26 Juni 1996 di paroki St Laurentius oleh Mgr (alm) Alexander Joyosiswoyo.Berkat ketertarikannya pada bidang Teologi Kitab Suci, ia mendapat kepercayaan dari Ordo untuk melanjutkan bidang studi tersebut ke jenjang S2 di Universitas Gregoriana, Roma. ( 1996- 1999). Sepulang dari Italia, ia tinggal di Pronpisialat sambil mengajar di Unpar selama kurang lebih 1 tahun. Kehidupan berpastoralnya ia awali di Agats, Papua pada tahun 2000-2001. Pengalaman karya pastoralnya kemudian terasah kembali, saat ia ditugaskan di paroki St Josef, Tebing Tinggi, Sumut ( 2001- 2008). Seiiring tugasnya di paroki, ia pun akfif di Keuskupan dengan menjabat di berbagai posisi, seperti OMK dan Dewan Penasehat Keuskupan Medan.


P. Balok Priyanto Basuki, OSC

Lahir di Yogyakarta 25 Nopember 1961, masuk biara OSC tanggal 11 Agustus 1983, kaul kekal tanggal 28 Agustus 1988, tahbisan 24 Juni 1998. mengawali tugas di paroki KArawang tahun 1987, pidah tugas ke paroki Buah Batu tahun 1990, bertugas di Paroki sirombu Nias 1994-2001, Paroki Tanjung Selamat Tahun 2001, Paroki Palipi sekaligus belajar Bahasa Batak, di Paroki tebing Tinggi tahun 2001-2003.

Pst. Sangker Sihotang, OSC

Diakon Sangker Sihotang, OSC
Lahir di Tumba Jae, 15 agustus 1973, Masuk novisiat OSC tahun 1993, TOP di paroki Tebing Tinggi agustus 2000-Juni 2001, Tahun Diakonat di Paroki Tebing Tinggi.

P. Yohanes Harry P. Nol, OSC


bertugas di Tebing tinggi sampai tahun 2005 s.d Maret 2010

P. Gratianus Bobby Harimaipen, OSC

 




















P. Yulianus Yahya Rusyadi, OSC




















P. Josaphat Judho Pramono, OSC

  

Lahir di Sleman bertugas di tebing tinggi tahun 2012 s.d 2015

P. FX. Herry Sailan, OSC


 
PAstor yang bermotto “Tuhanlah Gembalaku” ini lahir di Jakarta tanggal 9 Juni 1979. Ia adalah putra dari pasangan Bpk. Hubertus Sailan (Alm.) dengan Ibu Mariana Siu Yat. Masa Pendidikan: TK di TK Elim, Jakarta Barat tahun 1983-1985, SDN Perumnas I Tangerang tahun 1985-1991, SMP Nusantara I Tangerang tahun 1991-1994, SMU Katolik Strada St. Thomas Aquino Tangerang tahun 1994-1997. Masa Pendidikan calon imam: Novisiat Ordo salib Suci tahun 1998-1999 di Cisarua, studi sarjana di Fak. Filsafat Univ. Parahyangan tahun 1999-2003 di Bandung. Tahun Orientasi Pastoral di Seminari Menengah St. Petrus Keuskupan Sibolga, Aek Tolang tahun 2003-2004, kemudian melanjutkan studi Pascasarjana Magister Ilmu Teologi Univ. Parahyangan Bandung tahun 2004-2007




Nama Lengkapnya adalah Clemes Tribawa Saksana, OSC. Lahir di Sleman DIY tanggal 1 Mei 1964.Ia mulai menjalani panggilan dari Seminari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada tahun 1982 melalui program Kelas Persiapan Atas (KPA). Sosok yang kerap memakai kacamata ini pun memilih Ordo Salib Suci (OSC) dan melanjutkan ke Biara Sultan Agung pada 1983. Selanjutnya pada 1986, ia pindah ke Biara Pratista. Akhirnya, jenjang-jenjang pendidikan panggilan yang dilalui pun mengantarkannya pada pentahbisan imamat pada 13 Desember 1991. Setelah tahbisan, ia mulai menjalani karya panggilannya hingga pada 1993 di Paroki Cigugur. Tak berhenti di sana,ia kembali menjalani studike Roma hingga tahun 1998.

Usai mengenyam studi di Roma, Pastur Bowo kembali ke Indonesia. Ia berkarya di gereja-gereja yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, ia juga sempat berkarya di Papua selama 12 tahun, yakni mulai tahun 1999 hingga 2011. Dari Papua Pastur Bowo mendapat tugas perutusan untuk melayani umat di Paroki St. Joseph Tebing Tinggi hinggan tahun 2017. Dan setelah menunaikan tugas di Gereja Katolik Santo Joseph Tebing Tinggi, pastur yang gemar otomotif itu ditugaskan di Paroki Karawaci, Gereja Santo Agustinus, pada tahun 2017 hingga sekarang. 

Pst. Donatus Manalu, OSC


Tanggal Lahir : Suga Suga, 15 Maret 1973 
Nama Orang tua:
Ayah: Kamer ManaluIbu : Tiamsa br. Lumban Gaol
Riwayat Pendidikan:
1980-1986 : SD negeri
1986-1989 : SMP FATIMA sibolga
1989-1992: SEMINARI MENENGAH ST. PETRUS, AEK TOLANG-SIBOLGA
1992 : novisiat OSC BANDUNG
1993-1999 : FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
1997: KAUL KEKAL, PRATISTA BANDUNG
Tgl 2 februari 2000: tahbisan diakon
Tgl 8 desember 2000: tahbisan imam di keuskupan sibolga
Riwayat karya:Juni 1999-desember 2001: Nias Barat, keuskupan sibolga. Januari 2002-agustus 2008: st. Monika keuskupan agung jkt (januari 2002-maret 2003: stasi st. Helena, Lippo karawaci; april 2003-juni 2006 stasi st. Odilia citra raya; agustus 2006-agustus 2008 stasi St. Laurensius Alamsutra). Bulan April 2010-oktober 2011 st. Maria ratu rosari Keuskupan Agung Medan; Oktober 2012-sekarang paroki st. Joseph tebing tinggi medan)




P. Kosman Parniatan Sianturi, OSC


Masuk Biara OSC di Bandung 16 Juli 1994 
Kaul Kekal 28 Agustus 2000 
Tahbisan Diakon Juni 2002 
Tahbisan Iman 5 Februari 2004 
TAHUN DIAKONAT DIPAROKI SALIB SUCI NIAS BARAT (Des 2002-Feb 2004) 
PASTOR REKAN PAROKI SALIB SUCI NIAS BARAT (Feb 2004-Okt 2010) 
KETUA KOMISI KEPEMUDAAN KEUSKUPAN SIBOLGA (2006-2010) 
KETUA SEKOLAH TINGGI PASTORAL DIAN MANDALA GUNUNGSITOLI (Okt 2010-Maret 2014) 
PASTOR REKAN PAROKI ST JOSEPH TEBINGTINGGI (Juni 2014-April 2015) 
KETUA KOMISI KELUARGA KAM (Mei 2015- SEKARANG)

P. Rumaldus Joseph Vadir Rumlus, OSC



Lahir di Papua pada tanggal 24 Desember 1959, masuk biara OSC tanggal 14 September 1987, ditahbisakan menjadi imam tanggal 29 Juni 1991. berkarya di paroki tebing tinggi tahun 2015 s/d sekarang

Theodorus Tahamanõ Gulõ adalah putra dari bapak Fatõrõ Gulõ (+) dan ibu Kasiami Hia. Dia lahir di Nias pada tanggal 29 Juli 1986. Pada tahun 1992, dia masuk sekolah dasar di SD Negeri 07184 di Danga Gari. Dia melanjutkan pendidikan sekolah menengah di SLTP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 di Mandrehe.
Dia masuk novisiat Ordo Salib Suci di Bandung pada tahun 2006. Dia kemudian melanjutkan bina dan pendidikannya di Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan Bandung pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Rumah Retret Pratista OSC – Bandung, tahun 2012-2013. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan Ilmu Teologi di Universitas Parahyang Bandung pada tahun 2013-2015.
Dia berkaul kekal dalam Ordo Salib Suci Provinsi Sang Kristus Indonesia pada 28 Agustus 2014 di Kapel Sta. Helena – Rumah Retret Pratista OSC Bandung. Di kapel yang sama dia menerima tahbisan diakon pada 1 Oktober 2016. RP. Theodorus Tahamanõ Gulõ menjalani masa novisiat di Paroki St. Yosef – Tebing Tinggi. Motto panggilan: “Inilah aku, utuslah aku!” (Yes 6:8)

Pst. Evodius Karunia Lembaga, OSC



RP. Eduard Daeli, OSC


RP. Adiputra Panjaitan









Post a Comment

1 Comments

  1. Salahkah kalau kita berangan dapat menjadi pastur, karena selain kita sudah terjamin bersama Yesus di surga, selagi hidup pun kita tak perlu pusing-pusing memikirkan mencari makan lagi, karena kita sudah mempunyai penghasilan cukup dari pekerjaan kita sebagai pastur, bahkan lebih terjamin ketimbang pegawai negeri?

    ReplyDelete