Sejarah Berdirinya Gereja Kampung Toba
Menurut pengakuan para orang tua dahulu, berkumpulah beberapa orang Katolik yang merupakan pendatang dari Samosir. Hari demi hari mereka lalui putuslah hasil musyawarah mereka untuk mendirikan suatu gereja. Sebelumnya umat dari kampung ini menggereja di Bandar Pamah. Karena letaknya sangat jauh, lalu beberapa umat berkumpul untuk bermusyawarh mendirikan gerea. Awalnya gereja itu terdiri dari beberapa keluargadan semua umat sangat senang dengan adanya pembangunan gereja tersebut. Adapun letak dari gereja pertama ini adalah di Tanjung Meriah.
Pembangunan gereja pun segera dilaksanakan tepat nya pada tahun 1993. Pembangunan gereja ini dipimpin oleh beberapa natuatuani huta yaitu: Bpk. Tua Raja Sidabariba, Wilman Lukkas Simbolon, Jawupas Simarmata dll . Beliau inilah tokoh atau pemimpin pendiri gereja khatolik Kampung Toba dulu. Keputusan ini sangat didukung oleh Bapak Kepala Desa Dolok Sagala yang bernama Kaban Jahe Purba.Beliau sekaligus memberikan ijin pendirian gereja Kampung Toba ini, karena ketepatan, beliau juga beragama Nasrani.
Pembangunan gereja dilaksanakan dengan bergotong royong dan Gereja tersebut dibangun diatas tanah milik bapak J.SIMARMATA.Tapi dengan syarat hak pakai.Gereja tersebut dibangun darurat lantainya tanah dan dinding gedek/tepas beratap rumbia.Gereja tersebut dibangun diatas tanah ukuran 8 x 10 m2. Dan gereja berukuran 7 x 5,5M. Pembangunan gereja ini adalah swadaya dari umat dan ijin dari Pastor Paroki saat itu, P. Arie van Diemen, OFM.Cap. Gereja ini hanya dipakai lebih kurang selama 8 bulan. Pada tahun 1993, bubarlah Gereja di Tanjung Meriah. Kemudian umat secara bergotong royong untuk pindahan dari Tanjung Meriah ke Kampung Toba, tepatnya di desa Dolok sagala.Gereja ini dibangun dengan semi permanen.
Seiring berjalannya waktu, semakin bertambah pula umat Katolik di Stasi ini. Pada tahun 2012, umat Katolik Paroki Tebing Tinggi melaksakan penggalangan dana melalu Pesta Kristus Raja. Hasil pengumpulan dana kemudian diserahkan ke Panitia Pembangunan Stasi Kampung Toba. Pembangunan gereja baru ini menghabiskan biaya Rp. 187.000.000,-. Gereja baru berdiri ditanah milik umat katolik sendiri. Secara resmi, gereja ini diberkati pada tanggal 27 April 2014 oleh Bapa Vikjen Keuskupan Agung Medan, RP. Elias Sembiring, OFM. Cap, bertepatan dengan Perayaan Paskah bersama Rayon Bandar Pamah. Jumlah Kepala Keluarga pada saat penulisan sejarah ini (2014) adalah 15 KK. Sungguh indah rasanya.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kecamatan Dolok Masihul pada mulanya sejak tahun ± 1945 s/d 1963 adalah Kewedanaan Bedagai, yang mana kepala Pemerintahannya hanya disebut Asisten Wedana, setelah Kewedanaan dihapus pada tahun 1963. Undang-undang Nomor : 36 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara dan selanjutnya Kecamatan Dolok Masihul dimekarkan menjadi 2 (dua) Kecamatan yakni : Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Serba Jadi. Kecamatan Dolok Masihul terdiri dari 27 Desa dan 1 Kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bintang Bayu
Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi
Barat berbatasan dengan Kecamatan Serba Jadi
Luas Wilayah Kecamatan Dolok Masihul : ± 15,90 KM dengan jumlah penduduk sebanyak 49.323 jiwa dengan perincian laki-laki 25.249 jiwa, perempuan 24.074 jiwadengan jumlah KK 13.432 KK. Perturmbuhan penduduk rata-rata 5,35% pertahun dan kepadatan rata-rata 152 jiwa/KM. (Mas Anung)
0 Comments