Hari ini 14 September Gereja merayakan Pesta Salib Suci. Gereja merayakannya sambil juga mengenang St. Helena yang menurut tradisi Gereja, telah turut berjasa menemukan kembali salib suci Kristus di Yerusalem. Sejak itu, Salib menjadi lambang Kristiani yang paling suci.
Senin, 14 September 2020, Gereja Semesta merayakan Pesta Salib Suci. Demikian juga di Paroki Santo Joseph Tebing Tinggi, peringatan akan Salib ini dirayakan dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RP. Eduard Daeli, OSC (Pastor Paroki) didampingi RP. Rumaldus J. Rumlus, OSC dan RP. Theodorus Tahamano Gule, OSC. Turut juga RP. Bimo, OSC (Pastor Paroki St. Agustinus Sei Rampah).
Romo Edu dalam homilinya menyampaikan Banyak orang yang menerjemahkan "salib" sebagai rujukan atas beban yang harus mereka pikul di dalam kehidupan mereka; sebuah hubungan yang tidak harmonis, pekerjaan yang tidak dihargai, penyakit fisik. Dengan kesombongan mereka berkata, "Itulah salib yang harus aku tanggung." Terjemahan itu bukanlah pada hakekatnya arti memikul salib. Ajakan untuk "memikul salib dan mengikuti Aku" bermakna bahwa kita siap mati demi mengikuti Yesus. Memikul salib berarti kesediaan orang percaya untuk menanggung segala konsekuensi karena kesetiaan mengikuti Tuhan Yesus. Memikul salib menuntut pengorbanan atau kesadaran untuk berkorban.
Usai Misa, diadakan acara ramah tamah bersama para Pastor, Frater, Suster serta DPP dan keluarga. Meski dilaksanakan secara sederhana, namun kekompakan dan kekeluargaan sangat kental terasa dalam acara ini.
“Kami menyembah Engkau, ya Kristus, dan memuji-Mu, sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.” Selamat Pesta Salib Suci. (noenk)
0 Comments