Kalender Liturgi

Header Ads

Sejarah Gereja Katolik Stasi St. Petrus Pematang Terang

Gereja Stasi Pematang Terang sekarang
Gereja Katolik Stasi Santo Petrus Pematang Terang, berkedudukan di Dususn II, Kec. Tanjung Beringin Kab.Serdang Bedagai 20696.Provinsi Sumatera Utara. Tahun 1959, stasi st. Petrus mendirikan gedung gereja baru, walaupun pada tahun 1956, sudah dimulai adanya peribadatan yang dilakukan di rumah-rumah secara bergantian. Tujuh 7 kepala keluarga yang terdiri 25 jiwa menjadi awal berdirinya gereja st. Petrus. Kala itu di bimbing oleh P. Ludjer van Lande, OFMCap (1955-1957). Tujuh keluarga tersebut berasal dari tapanuli utara. 
Gereja Stasi Pematang Terang dulu
Mereka berniat untuk membentuk Gereja dan membanguna gedung gereja untuk dapat melangsungkan peribadatan. Gedung gereja darurat bertahan selama 4 tahun. Pada tahun 1960, Beatus Hubertus Henricus Josephus Maria Jenniskens, OFMCap (1966-1971), dan P. Nico Dyonisius schoenmakers. OFMCap (1960-1966). Menyetujui pembangunan gedung gereja di lahan berukuran 6 x 9 M. Lahan diberi kepada Gereja saat itu seluas 800 M². Ketua stasi saat itu, bernama Albert Sihombing, dengan jumlah 19 kepala keluarga dengan 60 jiwa. Gereja stasi st. Petrus pada waktu itu, mengalami perkembangan hingga mencapai 40 orang sekaligus menerima sakramen pembaptisan dan satu pasangan menerima pamasumasuon mardongan saripeon. Bangunan awal tersebut bertahan sampai tahun 2006. pada tahun tersebut direnovasi gereja lama dengan memperluas ukuran 10x15 M, mengingat jumlah umat saat itu mencapai 45 KK dengan 125 jiwa.
Pada tahun 2004, gedung gereja stasi st. Petrus pematang terang terbakar. Pada waktu itu tidak diketahui dengan jelas darimana sumber kebakaran itu. Kendati demikian warga setempat berhasil menyelamatkan beberapa fasilitas, namun beberapa sarana interior hangus terbakar. Berdasarkan penuturan bapak Slamet saragi dan bapak Jasmen manalu, mengakui bahwa kejadian itu berlangsung malam hari sekitar jam sembilan. Hal tersebut tidak melemahkan kesetiaan iman umat katolik, setiap hari minggu tetap marminggu dan doa lingkungan yang dibagi kedalam dua lingkungan yaitu, lingkungan pertama 27 KK dengan 83 jiwa dan lingkungan kedua 26 KK dengan 93 jiwa. Stasi st. Petrus pematang terang mempunyai jumlah 50 orang OMK, dan 35 orang ASMIKA, berdasarkan catatan tahun 2010. Pada tahun 2016, paroki st. Joseph mengadakan periodisasi kepengurusan stasi. Terpilih Bajongga Simamora sebagai ketua menggantikan Ngolu Sinaga yang sebelumnya telah menjabat 8thn lamanya. Stasi st. Petrus merupakan induk dari stasi bedagai, penampungan, pematang senter, pematang buluh. Stasi st. Petrus terdiri dari 51 KK dengan 250 jiwa, mempunyai tradisi hidup bertani sawah, dan perkebunan. Berbahasa sehari-hari bahasa batak toba. Relasi diantara umat sangat baik, terbina keakraban dan persaudaraan yang baik. Kerapkali mengadakan doa lingkungan dan gotong royong dalam membersihkan gereja. Kerukunan diantara gereja tetangga sangat baik, partangiangan sering dilakukan terutama pada musim persemaian dan pada waktu kegiatan adat. Harapan kedepan semoga pembinaan iman dan katekese hidup menggereja semakin sering diadakan di stasi serta bersyukur karena saat ini sudah ada yang terpanggil menjadi biarawati yaitu Sr. Benedikta samosir. Dengan demikian semoga banyak yang terpanggil untuk kedepan dan bersyukur hingga kini masih aktif punguan ina katolik (PIK) sebagai kelompok paduan suara dan berbagai kegiatan menggereja lainnya. Stasi st. Petrus berharap agar tetap dalam kesetiaan iman dan hidup aktif menggereja

Post a Comment

0 Comments