Kalender Liturgi

Header Ads

Sejarah Stasi St. Thomas Gempolan

Gereja Katolik Stasi Santo Thomas Gempolan, berkedudukan di Jl. Gempolan Dusun IV, Kec. Sei Bamban Kab. Serdang Bedagei 20695. Provinsi Sumatera Utara. Pada 1953, Beatus Hubertus Henricus Josephus Maria Jenniskens, OFMCap (1953-1955)adalah sebagai pastor di paroki santo joseph tebing tinggi. Pada awal berdiri gereja stasi tepat pada tahun 1952, kurang lebih 8 keluarga berkumpul dan hendak mengadakan ibadat bersama. Mereka melakukan peribadatan di rumah-rumah secara bergantian. Pada awalnya mereka mengadakan di rumah bapak Titus Simbolon di daerah toba satu, dusun tiga Gempolan. Dua tahun kemudian mereka mendirikan gedung gereja beratap rumbia. Atas kerjasama yang baik diantara keluarga keluarga tersebut, tiga tahun kemudian mereka mendirikan gedung gereja semi permanen. Bangunan tersebut bertahan selama 15 tahun. Pada tahun 1967, umat mengumpulkan dan dengan menyumbang hasil panen (padi 30 kaleng/KK), pada waktu itu umat telah mencapai 23 kepala keluarga sehingga dalam kurun waktu tiga tahun mereka mengumpulkan dana untuk membangun gedung gereja tersebut dengan ukuran 8x14 M. Pada tahun 1970 an, mulai direnovasi menjadi semi permanen dengan ukuran 10x16 M dan bertahap beberapa tahun kemudian hingga membangun permanen menyeluruh. Stasi st. Thomas pada waktu itu mencapai 40 kepala keluarga. Beberapa tokoh awal umat pendiri Gereja st. Thomas adalah Op. Norsita Sinaga, Op. Titus Simbolon, Andor Butarbutar, Abner Sitinjak, Ramli Silalahi, Bonifansius Sinaga, Sahat manahat Banjarnahor, Juman Sinaga, Rasden Simamora. Pada tahun 2005-2010, gedung gereja stasi direnovasi dengan bantuan dari paroki dan partisipasi dari umat. Stasi st. Thomas, pada tahun 2012 tercatat berjumlah 70 kepala keluarga dengan 300 jiwa. Dibagi dalam tiga lingkungan pelayanan, pertama ; Lingkungan kampung Banjar, kedua; Lingkungan Pasar melintang, ketiga;Lingkungan Tapian Nauli. Luas area tanah milik Gereja stasi st. Thomas, 15x35 M. Tradisi yang berkembang di tempat ini, berbahasa sehari hari bahasa batak toba, bahasa Indonesia. Mayoritas penduduk (umat katolik), bertani sawah dan kebun. Relasi antar umat sangat baik, sering mengadakan doa bersama terutama pada bulan kitab suci dan bulan rosario. Stasi st. Thomas, mempunyai kumpulan kaum ibu yang disebut PIK, anak sekolah minggu (ASMIKA), orang muda katolik (OMK). Semua itu berjalan baik karena ada koordinasi yang baik diantara pengurus. Relasi dengan gereja tetangga sangat baik dan rukun. Harapan kedepan semoga ada regenerasi yang baik di stasi st. Thomas serta semakin sering ikut serta dalam perayaan sakramen (liturgi Gereja Katolik) dan dapat dihayati dengan baik. Memperdalam bentuk katekese yang bermanfaat bagi penghayatan bentuk bentuk devosi



Post a Comment

0 Comments